JAKARTA, BRITISNEWS.COM – Radja, band lawas asal Banjarmasin, menjadi sorotan setelah tersandung isu plagiarisme usai merilis single dan video klip “Apa Sih” pada 21 Desember 2024. Kontroversi semakin mencuat ketika lagu tersebut dinilai memiliki kemiripan dengan “APT”, kolaborasi populer milik Rose BLACKPINK dan Bruno Mars, yang memancing amarah fans K-Pop.
Selain isu kemiripan lagu, penggunaan Vadel Badjideh sebagai model video klip juga menuai kritik. Gimmick stiker monyet yang ditampilkan dinilai tidak peka, mengingat status hukum yang tengah dihadapi sang dancer.
Menanggapi kritik tersebut, Moldy, gitaris Radja, mengakui bahwa lagu “Apa Sih” memang terinspirasi oleh “APT”. Namun, pengakuan ini justru memperparah kekecewaan penggemar lama Radja yang merasa band tersebut kehilangan orisinalitasnya.
Di balik kontroversi, Radja tetap menunjukkan nilai komersialnya di industri musik. Dalam podcast NGOBARR bersama Gofar Hilman pada November 2021, Ian Kasela mengungkapkan bahwa honor manggung Radja bervariasi tergantung jenis acara.
- Event reguler: Rp150 juta sekali tampil.
- Festival besar: Rp450 juta sekali tampil.
Dalam seminggu, Radja bisa tampil di tiga acara reguler pada akhir pekan, mengantongi hingga Rp450 juta. Namun, undangan untuk festival skala besar lebih jarang diterima.
“Kalau festival gede, sekali tampil bisa Rp450 juta, tapi tawaran seperti ini enggak banyak,” ujar Ian Kasela.